Changing Lifestyle for Happier Mental State

9:12:00 PM




Hello cantik, duh jangan ngeri dulu sama judul blogpost kali ini ya karena aku hanya ingin bercerita tentang pengalaman hidup yang kalau baik boleh ditiru dan dijadikan contoh, dan buang jeleknya.

Kalau kamu follow Instagram aku dan sering liat ig story, aku sering sekali share hobby-ku selain tentang skincare dan makeup, yaitu tentang masak dan makan-makanan enak. Duh, siapa sih yang engga suka makan yang enak-enak? Namun kegemaranku tampaknya agak tidak terkendali walaupun saat itu aku woles aja karena rajin olahraga, namun nyatanya aku naik 8 kg. Awalnya aku tidak sadar bahwa berat badan naik banyak sekali sampai pada dititik I hate myself. Aku males banget foto, selfie, merasa gendut, jerawatan terus pula, I lost my self confident yang dulu aku selalu punya. Aku ngerasa jelek, takut kenal sama orang, takut engga ada yang sayang, bahkan kalau dandan pun aku ngerasa engga cantik. Insecure parah atas semua hal yang aku lakukan dan sering sedih berlarut-larut sampe kepikiran buat seek professional seperti konsul ke psikolog.

Namun benar, kalo engga find out aku naik 8 kg dari berat yang biasanya mungkin rasa insecure yang terlalu amat mendalam akan terus bertahan dan diri sendiri pun menjadi toxic yang berbahaya. Jadi pada bulan Oktober 2019, setelah tahu aku naik berat badan banyak, aku belajar self acceptance karena ini adalah hasil yang kita sendiri perbuat toh dan mulai memperbaiki pola makan. Pola makan adalah kunci dari apa yang bekerja ditubuh dan pikiran kita, "you are what you eat". Namun engga pake cara ekstrem lah ya, karena menyiksa tubuh itu dilarang. Jadi awalnya aku menerapkan pola makan no fried food selama sebulan. Jadi aku engga makan yang digoreng selama sebulan, kalau di bakar dan di stir fried masih makan. Turun sekilo sis! Lalu dibulan selanjutnya aku menerapkan Intermitten Fasting (IF). Dulu aku pernah cerita bawa IF itu engga banget dan bikin capek doang haha tapi kali ini IF ku beda dong. Aku pernah tulis pengalaman dietku disini .


lunch menu : creamy pene, bayam rebus, daging patty

Berpuasa sangat dianjurkan dan baik untuk kesehatan, namun karena aktifitasku lumayan banyak gerak dan  banyak berfikir yang terkadang kalau aku puasa kaya puasa Ramadhan bikin aku engga fokus dan mager saat bekerja, akhirnya aku mulai IF dengan jendela makan 16/8 yang artinya selama 8 jam aku bisa makan, dan istirahat makan dalam 16 jam. Biasanya aku mulai makan jam 9 pagi dan berhenti makan jam 5 sore Kalo weekend karena bangun siang terkadang baru mulai makan jam 10 selesai jam 5 sore, ya karena dirumah juga ga ngapa-ngapain  selain rebahan. Sebulan aku rutinin dan turun lagi sekilo, lalu ya aku ngerasa dapat hikmahnya dari IF juga kalau tubuh ini memang harus istirahat dari makanan. Harus menahan nafsu dan makan yang kita butuhin aja, jadi engga rakus. Karena jam makan udah terjadwal setiap harinya, tubuh udah mulai terbiasa diatur kapan harus lapar dan kapan harus kenyang. dan kalo jam 10 malam, apakah lapar? Engga! my body is adjusting well jadi ya udah biasa. Menurutku 16/8 atau 15/9 ideal untukku lebih dari itu kaya 21/3 atau 24/1 my brain and body won't be functioned well.


Lalu dibulan yang sama aku juga mulai yoga dan rajin olahraga lagi sampe terjadwal setiap minggu.  Jujur, when it comes to exercise, aku suka yang banyak gerak kaya zumba atau running karena bikin semangat aja gitu, engga pernah expect kalo ikut yoga yang fokus dengan meditasi ternyata efeknya positif ke badan dan pikiran. Semenjak ikut yoga aku jadi lebih sabar, mentally lebih stable dan engga stress karena pas aku yoga, yaudah fokus aja ke nafas kita, ke tubuh dan engga mikirin kerjaan dan hari esok. Sama dengan pas aku olahraga jalan atau lari dalam satu jam, aku cuma fokus dengan lagu yang kudengar dan target jarak olahraga aku misalnya 5km, atau 5 putaran. I force my self to lock down the life and working matters for a while when I did my exercise. Rasanya indah banget engga mikirin itu semua selama sebentar dan walaupun kelar olahraga ya balik lagi ke kehidupan nyata :D Oh iya dapet bonus juga ternyata, kuliku sekarang udah jarang jerawatan lagi hihi. 

While I did the food controlling and exercise regularly, I met a friend who is a professional. Dia bukan teman yang dekat sekali namun rela bantu dengar masalah insecurities dan pemikiran atas body image diriku yang masih bermasalah pada saat itu. Dia bilang, "coba kamu kasih pesan dan komentar pada wanita di gambar ini", yaitu gambar aku. pesannku jelek banget ke diri sendiri. Lalu dia kasih tunjuk foto aku yang lain untuk aku deskripsikan dari ekpresi, apa yang terlihat. Lalu dia kasih liat foto aku yang lain, dan suruh aku compare foto aku yang dulu dan foto aku seletah naik berat badan. Lalu dia kasih tau sudut pandang dia dari fotoku yang dulu di tahun 2018 dan foto terakhir yang aku ambil. Disitu aku nangis T__T  ..... rasanya selama ini aku terlalu tenggelam dengan sudut pandang terhadap diriku sendiri sehingga pas orang lain bilang bahwa diriku yang dulu dan sekarang adalah diri yang sama- sama cantik, terlahir dengan tidak kurang anggota badan, serta perubahan dalam hidup itu wajar dan kita harus terima. It slaps me hard. My own thought kill me. Semenjak saat itu aku pun mulai self affirmation setiap hari di depan kaca dengan kata-kata baik seperti ayo kamu bisa jadi sehat dan cantik!. Ayo rajin bergerak supaya nanti pas udah tua tetap energic kaya Jlo!

Dan sekarang aku juga belajar mendengar tubuh juga. Jadi kalau sakit ya aku engga paksain olahraga, tidur cukup, batasin sosmed agar tidak banyak melihat hidup orang lain yang nanti jadi bikin insecure, jaga makan, tetap olahraga, tetap bergerak aktif. Alhamdulillah aku udah turun 4 kg saat ini. Masih jauh dari berat badan ideal tapi aku tetap berusaha untuk selalu jadi pribadi yang acceptance dengan keadaan, tidak overthinking, berusaha selalu sehat dan bahagia :). Oh iya, jadi sebelum virus Corona ada yang terjangkit di Indonesia, aku rajin banget olahraga di luar rumah tapi sekarang semuanya dirumah ya. Ya sedih sih tapi aku berharap apa yang kamu, kita semua alami dari rasa kesedihan dan kececewaan akan terlewati dan usaha yang dilakukan akan membuahkan hasil yang baik. 



The last but not least

I know while we are in our comfort zone, it will be hard to change the habit but if it can make your life better and happier, why wouldn't you try?





You Might Also Like

0 komentar